
NEWS

Jordi Amat Mulai Kehilangan Tempat Di Johor Darul Tazim
Jordi Amat Mulai Kehilangan Tempat Di Johor Darul Tazim

Jordi Amat Mulai Kehilangan Tempat Di Johor Darul Tazim Sehingga Ia Harus Membuat Strategi Untuk Merebut Kembali Posisinya. Saat ini Jordi Amat bek tengah naturalisasi Indonesia yang bergabung dengan Johor Darul Ta’zim (JDT) pada tahun 2022, mengalami periode sulit yang memengaruhi posisinya di tim utama. Beberapa faktor, seperti penurunan performa, persaingan ketat di lini belakang, dan strategi pelatih, berkontribusi terhadap situasi ini.
Sejak kedatangannya di JDT, Jordi Amat diharapkan menjadi pilar kokoh di lini pertahanan. Namun, beberapa insiden blunder mencolok mencoreng reputasinya. Misalnya, saat final Piala Malaysia 2023 melawan Terengganu, Amat melakukan pelanggaran terhadap Ivan Mamut di kotak penalti, memberikan kesempatan penalti bagi lawan. Selain itu, saat membela Timnas Indonesia, ia mencetak gol bunuh diri saat melawan Iran dan melakukan kesalahan umpan yang berujung gol bagi Filipina. Rangkaian kesalahan ini memicu kritik tajam dari suporter JDT, yang bahkan mendesak manajemen untuk mempertimbangkan posisinya di tim.
Menanggapi kritik tersebut, pemilik JDT memberikan pembelaan terhadap Amat. Ia menekankan bahwa tingkat kebobolan tim tahun itu adalah yang terendah dalam sejarah klub, menunjukkan peran penting Amat sebagai “Ball Playing Defender” yang sesuai dengan filosofi permainan JDT. Pemilik klub juga menegaskan bahwa sepak bola adalah permainan tim, dan tidak adil menyalahkan satu individu atas kesalahan yang terjadi. Selain faktor individu, persaingan di lini belakang JDT juga semakin ketat. Kehadiran pemain-pemain berkualitas lainnya membuat pelatih memiliki lebih banyak opsi untuk merotasi pemain. Strategi pelatih yang dinamis dan adaptif terhadap lawan juga memengaruhi pemilihan pemain inti. Dalam beberapa pertandingan, pelatih mungkin memilih formasi atau taktik tertentu yang tidak selalu memasukkan Amat sebagai starter.
Jordi Amat Menghadapi Situasi Menantang
Jordi Amat Menghadapi Situasi Menantang di Johor Darul Ta’zim (JDT) karena semakin jarang dimainkan. Pada usia 33 tahun, penurunan performa dan persaingan ketat di lini belakang membuat posisinya sebagai pemain reguler terancam. Jika situasi ini berlanjut, Amat mungkin mempertimbangkan hengkang dari JDT demi mendapatkan waktu bermain lebih banyak.
Sebelum bergabung dengan JDT pada 2022, ia menerima tawaran dari klub Jepang dan Spanyol. Oleh karena itu, kemungkinan kembali ke Eropa atau mencoba peruntungan di liga Asia lainnya tetap terbuka. Liga Jepang (J-League) bisa menjadi opsi menarik karena memiliki kompetisi yang kompetitif serta gaya permainan yang menekankan taktik dan kedisiplinan. Sementara itu, kembali ke Spanyol, meski kemungkinannya lebih kecil, tetap bisa menjadi opsi jika ada klub di divisi yang lebih rendah yang tertarik dengan pengalamannya.
Liga 1 Indonesia juga bisa menjadi tujuan potensial bagi Amat. Dengan statusnya sebagai pemain naturalisasi dan pengalaman internasional, ia dapat menarik minat klub-klub Indonesia yang mencari bek berpengalaman untuk memperkuat lini pertahanan. Selain itu, bermain di Indonesia akan memudahkannya beradaptasi dengan lingkungan dan budaya, mengingat kedekatannya dengan tim nasional. Klub-klub seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, atau Bali United bisa menjadi pilihan yang menarik mengingat mereka memiliki ambisi tinggi dan bersaing di papan atas.
Namun, keputusan hengkang tidak hanya bergantung pada keinginan Amat, tetapi juga pada situasi kontraknya dengan JDT. Jika kontraknya masih berjalan, negosiasi antara kedua belah pihak diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Selain itu, faktor keluarga dan kehidupan pribadi juga akan memengaruhi keputusannya. Stabilitas dan kenyamanan hidup di Malaysia mungkin menjadi pertimbangan penting dalam menentukan langkah selanjutnya dalam kariernya.
Opsi Yang Bisa Ia Pertimbangkan
Jordi Amat menghadapi situasi sulit di Johor Darul Ta’zim (JDT) karena semakin jarang mendapatkan kesempatan bermain di tim utama. Dalam kondisi ini, ada beberapa Opsi Yang Bisa Ia Pertimbangkan untuk menentukan langkah terbaik bagi kariernya. Opsi pertama adalah berjuang merebut kembali tempatnya di tim utama. Ini membutuhkan usaha ekstra dalam meningkatkan performa di sesi latihan serta memanfaatkan setiap kesempatan yang diberikan oleh pelatih. Jika ia bisa menunjukkan permainan yang lebih stabil dan mengurangi kesalahan di lapangan, bukan tidak mungkin dirinya kembali menjadi pilihan utama di lini belakang JDT. Selain itu, komunikasi dengan pelatih juga bisa menjadi faktor kunci dalam memahami apa yang diharapkan darinya agar bisa kembali dipercaya sebagai starter.
Opsi kedua adalah menerima peran rotasi dalam tim. Meskipun bukan skenario ideal bagi seorang pemain berpengalaman sepertinya, menjadi bagian dari sistem rotasi masih memungkinkan Amat untuk mendapatkan menit bermain meski tidak secara reguler. Ini bisa menjadi solusi jangka pendek sambil menunggu kesempatan bermain lebih banyak, terutama jika ada cedera atau rotasi pemain yang di lakukan oleh pelatih. Dengan menerima peran ini, ia tetap bisa menjaga kebugaran dan terus berkontribusi untuk tim tanpa harus segera mengambil keputusan besar mengenai masa depannya.
Opsi ketiga, yang mungkin paling menarik jika ia ingin mendapatkan lebih banyak menit bermain, adalah mencari klub baru. Jika situasi di JDT tidak berubah dan ia merasa tidak mendapatkan cukup kesempatan, pindah ke klub lain bisa menjadi pilihan yang realistis. Beberapa kemungkinan tujuan termasuk klub di Liga 1 Indonesia, di mana ia bisa mendapatkan menit bermain lebih banyak sekaligus tetap dekat dengan atmosfer sepak bola Indonesia.
Persaingan Di Lini Belakang
Persaingan Di Lini Belakang Johor Darul Ta’zim (JDT) semakin ketat, memengaruhi posisi Jordi Amat dalam tim. Meskipun ia sempat menjadi andalan sejak bergabung, kini menit bermainnya mulai berkurang seiring dengan kepercayaan pelatih kepada pemain lain. Beberapa bek tengah mulai lebih sering mendapatkan kesempatan tampil di banding Amat, terutama mereka yang memiliki fisik lebih prima dan minim melakukan kesalahan di pertandingan penting.
Salah satu nama yang mulai lebih di percaya adalah Matthew Davies. Meskipun berposisi asli sebagai bek kanan, Davies kerap di mainkan sebagai bagian dari pertahanan JDT dan tampil lebih konsisten. Selain itu, kehadiran Park Jun-heong juga memberikan opsi solid di lini belakang. Park menunjukkan permainan yang lebih disiplin dalam menjaga pertahanan, sehingga menjadi pilihan utama dalam beberapa pertandingan besar. Keputusan pelatih untuk lebih sering memainkan pemain-pemain ini membuat Amat. Harus lebih sering duduk di bangku cadangan atau hanya di mainkan di pertandingan-pertandingan tertentu.
Persaingan ini jelas berdampak pada posisi Amat dalam skuad JDT. Jika ia tidak mampu menunjukkan performa yang lebih baik dalam setiap kesempatan yang di berikan. Kemungkinan besar ia akan semakin kesulitan mendapatkan menit bermain reguler. Selain itu, tekanan dari suporter yang mengharapkan lini belakang lebih kokoh juga bisa berpengaruh. Terhadap keputusan pelatih dalam memilih pemain utama. Beberapa kesalahan yang di lakukan Amat dalam pertandingan sebelumnya. Juga menjadi sorotan dan bisa menjadi salah satu alasan mengapa ia mulai jarang di mainkan. Bagi Amat, situasi ini bisa menjadi tantangan besar dalam kariernya. Jika ia ingin tetap bertahan di JDT dan merebut kembali tempatnya di tim utama. Ia harus bekerja lebih keras dalam latihan serta membuktikan bahwa masih layak di percaya dari seorang Jordi Amat.