Rabu, 21 Mei 2025
Pemkot Malang Luncurkan Program UMKM Go Ekspor
Pemkot Malang Luncurkan Program UMKM Go Ekspor

Pemkot Malang Luncurkan Program UMKM Go Ekspor

Pemkot Malang Luncurkan Program UMKM Go Ekspor

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Pemkot Malang Luncurkan Program UMKM Go Ekspor
Pemkot Malang Luncurkan Program UMKM Go Ekspor

Pemkot Malang resmi meluncurkan program unggulan bertajuk “UMKM Go Ekspor” pada awal Mei 2025 sebagai strategi untuk memperkuat posisi pelaku usaha kecil dan menengah di kancah internasional. Program ini diumumkan langsung oleh Wali Kota Malang, Sutiaji, dalam acara bertema “Dari Malang untuk Dunia” yang digelar di Balai Kota dan dihadiri oleh ratusan pelaku UMKM serta stakeholder terkait, termasuk perwakilan dari Kementerian Perdagangan dan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur.

Menurut Sutiaji, program ini merupakan bentuk konkret dari visi Kota Malang sebagai kota kreatif dan kompetitif di tingkat global. “Kita memiliki ribuan UMKM dengan produk berkualitas, dari kuliner, kerajinan tangan, fesyen, hingga produk digital. Sudah saatnya kita buka pintu pasar yang lebih luas: pasar ekspor,” ujarnya dalam sambutannya. Ia menekankan bahwa ekspor bukan lagi monopoli industri besar, melainkan peluang yang kini bisa dijangkau UMKM melalui pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi dari pemerintah.

Program UMKM Go Ekspor akan berfokus pada empat aspek utama: pelatihan ekspor berbasis digital, legalitas dan sertifikasi internasional, pengemasan dan branding produk, serta akses pasar melalui pameran dan platform e-commerce global. Pemerintah menggandeng beberapa mitra strategis, antara lain Bea Cukai Malang, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan marketplace global seperti Amazon serta Alibaba.

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang mencatat bahwa saat ini terdapat lebih dari 6.500 UMKM aktif di wilayahnya. Namun, hanya sekitar 2 persen yang telah mencoba pasar ekspor. Dengan peluncuran program ini, Pemkot menargetkan peningkatan menjadi 10 persen pelaku UMKM ekspor dalam dua tahun ke depan.

Pemkot Malang dengan program ini juga memperkuat citra Kota Malang sebagai hub ekonomi kreatif di Jawa Timur. Dengan banyaknya produk lokal yang sudah dikenal di pasar nasional, seperti keripik tempe, batik Malangan, serta kopi dari lereng Gunung Kawi, Pemkot optimis ekspansi ke luar negeri dapat mendorong peningkatan devisa daerah serta kesejahteraan masyarakat.

Pelatihan Ekspor Dan Digitalisasi Dari Pemkot Malang: Kunci Sukses UMKM Malang

Pelatihan Ekspor Dan Digitalisasi Dari Pemkot Malang: Kunci Sukses UMKM Malang yang diberikan secara bertahap kepada para pelaku UMKM. Dalam pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman menyeluruh tentang prosedur ekspor, manajemen logistik, negosiasi internasional, serta regulasi dan standardisasi produk di berbagai negara tujuan ekspor. Pelatihan juga mencakup penguasaan platform digital untuk perdagangan internasional, termasuk penggunaan marketplace global dan media sosial lintas negara.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Sri Winarni, mengatakan bahwa digitalisasi merupakan syarat utama agar UMKM bisa bersaing di pasar global. “Kami mendorong pelaku UMKM untuk go digital, mulai dari membuat katalog produk, mengelola website, hingga memahami transaksi internasional melalui platform seperti Alibaba, Shopee International, dan eBay,” ujarnya. Pelatihan ini diberikan secara gratis, dan saat ini telah diikuti oleh lebih dari 200 pelaku usaha dari berbagai bidang.

Program pelatihan ini dilaksanakan secara bertahap dan bekerjasama dengan perguruan tinggi seperti Universitas Brawijaya dan Polinema. Mahasiswa dari fakultas ekonomi dan teknologi informasi turut dilibatkan dalam bentuk pendampingan lapangan, menjadi mentor digital bagi UMKM yang belum familiar dengan teknologi. Kerjasama ini tidak hanya memperkuat kapasitas pelaku UMKM, tapi juga menjadi ruang aktualisasi bagi generasi muda.

Selain pelatihan teknis, program ini juga membekali UMKM dengan pengetahuan tentang kultur bisnis internasional. Ini termasuk pelatihan komunikasi lintas budaya, pemahaman preferensi konsumen di berbagai negara, serta etika dalam menjalin hubungan bisnis global. Materi ini penting agar UMKM dapat membangun reputasi dan kepercayaan di pasar luar negeri.

Dari evaluasi tahap awal, pelaku UMKM yang telah mengikuti pelatihan mengalami peningkatan kualitas pengemasan, kecepatan respons terhadap permintaan pasar, dan kesiapan dokumen ekspor. Banyak di antaranya kini mampu menyediakan katalog digital dalam bahasa Inggris dan menerima pembayaran internasional.

Kemitraan Dan Sertifikasi: Menembus Batas Perdagangan Internasional

Kemitraan Dan Sertifikasi: Menembus Batas Perdagangan Internasional, Pemkot Malang juga menyiapkan dukungan sertifikasi produk dan kemitraan strategis dengan lembaga nasional dan internasional. Sertifikasi menjadi tantangan besar bagi UMKM karena membutuhkan biaya dan proses yang cukup kompleks. Oleh sebab itu, Pemkot melalui Diskopindag memberikan subsidi biaya sertifikasi halal, BPOM, SNI, hingga sertifikasi ekspor seperti HACCP dan ISO bagi produk makanan dan minuman.

Salah satu UMKM yang berhasil mendapatkan sertifikasi berkat bantuan pemerintah adalah “Malang Batik Heritage”, produsen batik tulis Malangan yang kini sudah mengantongi sertifikasi ekspor ke Uni Eropa. Pemiliknya, Lilis Hapsari, menyatakan bahwa sertifikasi ini menjadi pintu masuk ke berbagai pameran internasional. “Dulu kami hanya jual di pasar lokal. Setelah dibantu Pemkot dan ikut pelatihan ekspor, kami bisa penuhi standar Eropa dan produk kami dipajang di Frankfurt Trade Fair,” ungkapnya.

Tak hanya sertifikasi, kemitraan dengan eksportir nasional juga dibentuk. Pemkot Malang memfasilitasi temu bisnis antara pelaku UMKM dengan eksportir besar dan importir dari berbagai negara. Forum ini dilaksanakan rutin setiap triwulan dan terbuka untuk seluruh UMKM binaan. Dalam forum tersebut, pelaku usaha dapat memperkenalkan produknya secara langsung dan menjalin komunikasi bisnis.

Untuk menambah daya saing, Pemkot juga meluncurkan program “Ekspor Bareng”, yaitu skema pengiriman kolektif bagi UMKM yang belum mampu mengekspor dalam skala besar. Program ini bekerjasama dengan perusahaan logistik seperti Pos Indonesia dan J&T Cargo untuk memudahkan pengiriman ke luar negeri dengan biaya lebih ringan. Skema ini memungkinkan UMKM mengekspor produk dalam jumlah kecil tanpa harus mengurus kontainer sendiri.

Dukungan juga datang dari konsulat asing dan atase perdagangan. Beberapa perwakilan negara sahabat seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia telah menyatakan. Minatnya untuk menjajaki kerjasama dalam bentuk promosi produk UMKM Malang di negara mereka.

Dengan pendekatan kolaboratif ini, Pemkot Malang optimis bahwa UMKM lokal tidak hanya. Bisa bertahan di era globalisasi, tapi juga menjadi pemain utama dalam perdagangan internasional.

Harapan Dan Dampak Ekonomi: Menjadi Model Nasional UMKM Berorientasi Ekspor

Harapan Dan Dampak Ekonomi: Menjadi Model Nasional UMKM Berorientasi Ekspor, program UMKM Go Ekspor. Telah memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal Kota Malang. Beberapa UMKM peserta program mulai mencatatkan peningkatan penjualan, khususnya melalui kanal digital dan pesanan dari luar negeri. Produk-produk seperti kopi Arabika Malang, kerajinan bambu, batik tulis. Dan makanan khas mulai dikenal di pasar Asia Tenggara dan Eropa Timur.

Dari data awal Diskopindag, terjadi peningkatan transaksi ekspor sebesar 12% dalam triwulan pertama 2025 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Produk kopi dan kuliner beku (frozen food) mendominasi transaksi ekspor. Dengan negara tujuan utama antara lain Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab. Ini menjadi sinyal kuat bahwa strategi ekspor UMKM yang dilaksanakan Pemkot Malang berada di jalur yang tepat.

Wali Kota Sutiaji menyatakan bahwa Kota Malang siap menjadi model nasional bagi program ekspor berbasis UMKM. “Kita ingin menunjukkan bahwa kota tingkat dua pun bisa berkontribusi besar dalam ekspor nasional. UMKM bukan kelas dua, mereka pilar utama ekonomi rakyat,” katanya. Pemerintah pusat melalui Kemenkop UKM pun memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Dan berencana mereplikasi model serupa di kota-kota lain di Indonesia.

Tak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, program ini juga membuka lapangan kerja baru. Dengan meningkatnya permintaan produksi dan distribusi, banyak UMKM mulai merekrut pekerja tambahan, terutama dari kalangan muda dan perempuan. Ini menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.

Ke depan, Pemkot Malang berencana membangun Malang Export Center, yaitu pusat pelatihan, inkubasi, dan promosi produk ekspor UMKM. Tempat ini akan menjadi hub pengembangan ekspor regional, lengkap dengan fasilitas digital. Co-working space, showroom produk, dan ruang konsultasi dengan konsultan perdagangan internasional.

Dengan semua langkah strategis ini, Pemkot Malang membuktikan komitmennya dalam menjadikan UMKM sebagai kekuatan ekonomi global. Masyarakat pun berharap bahwa semangat ini akan terus berlanjut dan menjadikan Malang sebagai kota pelopor transformasi ekonomi kerakyatan yang berorientasi global menurut Pemkot Malang.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait